Baja ringan adalah Inovasi mutakhir dari teknologi bahan bangunan
Jumat, 25 April 2014
Add Comment
Rangka atap baja ringan adalah inovasi mutakhir dari tekhnologi bahan bangunan,yang merupakan hasil dari respon rasa kebutuhan akan material yang kuat dan ringan,kualitas yang terukur,mudah didalam perawatan,serta yang paling penting adalah harus ramah lingkungan.
Rangka atap baja ringan sangat fleksibel terhadap berbagai bentuk atap.
Rangka atap baja ringan memiliki karakteristik :
· Ringan
· Tahan karat
· Proses pemasangan yang relative cepat
· Tidak menyusut / memuai karena cuaca
· Tidak memperbesar api ketika terjadi kebakaran
Ada dua jenis baja ringan yang sering digunakan, yaitu bahan aluminium dan galvalum. Istilah galvanis atau galvalum dipakai untuk membedakan jenis lapisan finishing atau coating pada baja ringan. Galvanis adalah istilah untuk baja ringan yang diberi lapisan seng (zinc). Untuk galvanis, finishingnya meliputi 98% seng/zinc dan 2% adalah unsur alumunium. Galvalum merupakan sebutan untuk pelapisan yang mengandung unsur alumunium dan zinc, di pasar, istilah populernya adalah Zincalume.
Ada juga yang lapisannya meliputi 55% aluminium dan 43,5% seng/zenc, dan 1,5% ditambah silikon. Dari 43,5% bahan seng itu mengandung 99,70% seng (Zn), 0,13% aluminium (Al), 0,11% besi (Fe), 0,06% antimony (Sb). Silikon adalah bahan untuk menangkal korosi ata karat. Sedangkan alumunium untuk menahan panas.
Pihak produsen menyatakan, galvalum memiliki ketahanan terhadap karat yang lebih baik dari galvanis. Itu sebabnya, agar tingkat ketahanannya terhadap karat sama, lapisan galvanisnya pun dibuat lebih tebal. Spesifikasi masing-masing pabrik tentu berbeda-beda. Hal itu dilakukan semata-mata demi mengutamakan efisiensi dan efektivitas bahan dan biaya. Rata-rata harga baja ringan antara Rp 110 ribu hingga Rp 160 ribu per meter persegi untuk jenis galvalis dan galvalum.
Kebanyakan pabrik baja ringan memberikan garansi selama 5-10 tahun. Tapi, dari pengalaman para arsitek, perencana bangunan dan pihak pabrik, seperti Mega Truss, menyebutkan, usia rangka baja ringan bisa lebih dari itu, bahkan sama dengan usia bangunan itu sendiri. “Itu tergantung proses aplikasinya, kalau nggak rapi, belum 10 tahun sudah gagal, sedangkan ketahanan terhadap korosi biasanya 10-15 tahun,” kata dia.
Model Modifikasi
Bagi yang tetap mempertahankan kerangka rumah dari bahan kayu, tentu punya alasan tertentu. Misalnya rumah-rumah tradisional juga banyak yang mempertahankan bahan kayu. Lebih alami. Kayunya pun dipilih yang berkualitas bagus dan awet, seperti jati, kamper dan ulin. Kayu jenis itu bisa awet dan tahan hingga lebih dari 20 tahun. “Namun, pemakaian kayu biasanya hanya untuk memberi aksen diaera, seperti loteng atau mezzanine,” tutur alumnus Teknik Arsitektur UGM ini.
0 Response to "Baja ringan adalah Inovasi mutakhir dari teknologi bahan bangunan"
Posting Komentar