TUTORIAL / EBOOK PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG
Kamis, 26 Mei 2016
Add Comment
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG
Data Teknis Perencanaan Jembatan
a. Jembatan
Kelas jalan : kelas 1
Jumlah jalur : 2 jalur
Panjang jembatan : 40 meter
Lebar jembatan : 9 meter
Lebar lantai kendaraan : 7 meter
Tipe gelagar : balok I
Tebal Perkerasan : 5 cm
Gambar Bentang Jembatan
b. Trotoir
Jenis konstruksi : beton bertulang
Pipa sandaran : Circular Hollow Sections D 60.5 mm
Dimensi tiang sandaran : 20/15 cm
Jarak antar tiang : 2 m
Mutu beton, f’c : 30 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 240 Mpa (polos)
Mutu baja pipa sandaran : 1600 Mpa
Lebar trotoir : 100 cm
Tebal trotoir : 25 cm
Balok kerb : 20/25 cm
Jenis plat trotoir : beton tumbuk
c. Plat lantai kendaraan
Tebal plat : 20 cm
Mutu beton, f’c : 30 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 350 Mpa (ulir)
d. Gelagar
Jenis konstruksi : beton prategang tipe balok I
Mutu beton, f’c : 50 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 350 Mpa (ulir)
Tipe tendon & angkur : Angker hidup VSL tipe Sc
e. Abutment
Tinggi Abutment : 6 meter
Lebar Abutment : 11.6 meter
Tipe Abutment : Type Kantilever
Mutu beton, f’c : 30 Mpa
Mutu baja tulangan, fy : 240 Mpa (polos)
Mutu baja tulangan, fy : 350 Mpa (ulir)
Gambar Abutment
Tegangan Yang Diijinkan (SNI 03 – 2847 – 2002)
Tegangan Ijin Beton Prategang
Mutu beton prategang (f’c) 50 Mpa. Tegangan ijin sesuai dengan kondisi gaya pratekan dan tegangan beton pada tahap beban kerja, tidak boleh melampaui nilai berikut:
- Keadaan awal, sesaat sesudah penyaluran gaya prategang (sebelum terjadinya kehilangan tegangan) (pasal 20.4.1)
- Tegangan serat tekan terluar
Untuk Gelagar ~Untuk Plat
f’b = 0.6 f’c f’b’ = 0.6 f’c’
= 0.6 x 50 = 0.6 x 30
= 30 Mpa = 18 Mpa
~Untuk Gelagar ~Untuk Plat
- ft = ¼ ft’ = ¼= ¼ x
= ¼ x= 1.768 Mpa = 1.369 Mpa - Keadaan akhir, setelah kehilangan gaya prategang (pasal 20.4.2)
- Tegangan serat tekan terluar
~Untuk Gelagar ~Untuk Platf’b = 0.45 f’c f’b’ = 0.45 f’c’= 0.45 x 50 = 0.45 x 30= 22.5 Mpa = 13.5 Mpa- Tegangan serat tarik terluar~Untuk Gelagar ~Untuk Plat
ft = ½ ft’ = ½= ½ x
= ½ x= 3.536 Mpa = 2.739 Mpa - Mutu beton pada saat peneganganf’ci = 0.8 f’c= 0.8 x 50= 40 MpaModulus elastisitas beton
- Beton prategang f’c = 50 MpaEc = 4700= 4700 x= 33234.02 Mpa
- Beton konvensional f’c’ = 30 MpaEc’ = 4700= 4700 x= 25742.96 Mpa
Dimana: Ec = modulus elastisitas beton prategang (Mpa)
Ec’ = modulus elastisitas beton konvensional (Mpa)
f’c = mutu beton prategang (Mpa)
f’c’ = mutu beton konvensional (Mpa)
- Tegangan Ijin Tendon Prategang
Digunakan tendon VSL dengan sifat-sifat:
- Diameter nominal = 12.5 mm
- Luas tampang nominal = 98.7 mm2
- Beban putus minimum = 18.75 ton
= 18750 kg
= (18750 x 9.81) N
= 183937.5 N
- Beban leleh (20%) = 18750 x 0.8
= 15000 kg
= (15000 x 9.81) N
= 147150 N
Tegangan putus minimum (fpu) =
= 1863.6 Mpa
Tegangan leleh (fpy) =
= 1490.88 Mpa
Modulus elastisitas (Es) = 200000 Mpa
Tegangan tarik pada tendon prategang tidak boleh melampaui:
1. Akibat gaya pengangkuran tendon
fp = 0.94 fpy
= 0.94 x 1490.88
= 1401.43 Mpa
Tetapi tidak lebih dari
fp = 0.80 fpu
= 0.80 x 1863.6
= 1490.88 Mpa
2. Sesaat setelah penyaluran gaya prategang
fp = 0.82 fpy
= 0.82 x 1490.88
= 1222.52 Mpa
Tetapi tidak lebih dari
fp = 0.74 fpu
= 0.74 x 1863.6
= 1379.06 Mpa
3. Tendon pasca tarik, pada daerah angkur dan sambungan, segera setelah penyaluran gaya
fp = 0.70 fpu
= 0.70 x 1863.6
= 1304.52 Mpa
Perencanaan Trotoir dan Plat Lantai
Perencanaan Trotoir
Gambar Rencana Trotoir
Pendimensian Sandaran
Sandaran direncanakan menumpu pada tiang sandaran dengan bentang 2 m, yang di rencanakan menahan beban merata vertikal sebesar 0.75 kN/m. Direncanakan Sandaran dengan penampang pipa bulat, data sebagai berikut:
- D (diameter) = 60.5 mm
- t (tebal) = 3.2 mm
- G (berat) = 4.52 kg/m
- W (momen tahanan) = 7.84 cm3
- σ (tegangan ijin) = 1600 kg/cm2
Pembebanan:
~ beban mati (qd) = 4.52 kg/m
beban ultimate qdu = 4.52 x 1.1 = 5 kg/m
~ beban hidup (ql) = 0.75 kN/m = 75 kg/m
beban ultimate qlu = 75 x 2 = 150 kg/m
~ beban ultimate (qu) = qdu + qlu
= 5 + 150
Qu = 155 kg/m
Gambar Pembebanan & Statika Pada sandaran
Dari hasi analisa statika dengan mengunakan program STAAD PRO, diperoleh momen maksimum , yaitu sebesar 0.642 kNm.
- Mmax = 0.642 kNm
= 6420 kgcm
- σ =
=
= 818.878 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2
Jadi, dipakai pipa baja diameter 60.5 mm sebagai sandaran.
Perencanaan Tiang Sandaran
Tiang sandaran direncanakan menerima beban terpusat dari sandaran sebesar w x L, yang bekerja horisontal pada ketinggian 0.9 m dari permukaan trotoir. Direncanakan dimensi tiang sandaran dengan lebar 15 cm, dan tinggi 20 cm, dengan asumsi tiang sandaran sebagai balok kantilever.
Gaya Yang Bekerja Pada Tiang Sandaran
Pembebanan
~ beban mati (pd)
- berat sendiri tiang (atas/pd1) = 0.15 x 0.2 x 0.65 x 24 = 0.468 kN
beban ultimate pd1u = 46.8 x 1.3 = 0.6084 kN
- berat sendiri tiang (bawah/pd2) = 0.15 x 0.2 x 0.38 x 24 = 0.274 kN
beban ultimate pd2u = 27.4 x 1.3 = 0.3562 kN
- berat 1 pipa sandaran (pd3) = 0.0452 x 2 = 0.0904 kN
beban ultimate pd3u = 0.0904x 1.1 = 0.0995 kN
~ beban hidup (pl) = 0.75 kN
beban ultimate plu = 0.75 x 2 = 1.5 kN
Momen yang terjadi
- Mmax = pd1u
x X2 – pd2u
x X1 + pd3u
x X2 + plu
x 90 + plu
x 45
= 0.6084 x 5
– 0.3562 x 3.6
+ (2 x 0.0995) x 5
+ 1.5 x 90 + 1.5 x 45
– 0.3562 x 3.6
+ (2 x 0.0995) x 5
+ 1.5 x 90 + 1.5 x 45
= 205.255 kNcm
- Vu = 2 x plu
= 2 x 1.5 kN = 3000 N
Perhitungan penulangan
Data perencanaan:
b = 150 mm
h = 200 mm
f’c = 30 Mpa
fy = 240 Mpa
Direncanakan tulangan pokok Ø 10, sengkang Ø 6
d = h – selimut beton – Ø
sengkang – (½ x Ø Tul. Tarik)
sengkang – (½ x Ø Tul. Tarik)
= 200 – 20 – 6 – (½ x 10)
= 169 mm
A. Penulangan lentur
- Mu = 205.255 kNcm = 205.255 x 104 Nmm
- Mn = = 256.569 x 104 Nmm
- Rn = = 0.59888 Mpa
- m = = 9.412
Rasio penulangan keseimbangan (ρb);
- ρb =
=
= 0.0645
- ρ max = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.0645 = 0.048375
- ρ min = = = 0.005834
Rasio penulangan perlu
- ρ =
=
= 0.002525
ρ < ρ min 0.002525 < 0.005834 (digunakan ρ min)
- As perlu = ρ min
x b x d
= 0.005834 x 150 x 150
= 131.265 mm2
Digunakan tulangan tarik 2 Ø 10
- As ada = 2 x ( ¼ x π x Ø 2 )
= 2 x ( ¼ x π x 102 )
= 157.08 mm2 > As perlu = 131.265 mm2 ………….( O.K )
- b min = 2 x selimut beton + 2 x Ø sengkang + n x D Tul. Tarik + (n – 1) x 25
= 2 x 40 + 2 x 6 + 2 x 10 + ( 2 – 1 ) x 25
= 137 mm < b = 150 mm ………….( O.K )
- As’ tekan = 20 % x As perlu= 0.2 x 131.265 = 26.253 mm2
Dipakai tulangan 2 Ø 10 mm
- As’ ada = 2 x ( ¼ x π x Ø 2 )
= 2 x ( ¼ x π x 102 )
= 157.08 mm2 > As’ tekan = 26.253 mm2 ………….( O.K )
B. Penulangan geser
- Vc = 1/6 x
x b x d
= 1/6 x
x 150 x 149
x 150 x 149
= 20402.67 N
- ½ ø Vc = ½ x 0.6 x 20402.67
= 6120.8 N > Vu = 1500 N (tidak diperlukan tulangan geser)
Cukup dipasang sengkang praktis. Digunakan Ø 6 – 150 mm yang dipasang disepanjang tiang.
Gambar Penulangan Tiang Sandaran
Perencanaan Kerb
Kerb direncanakan untuk menahan beban tumbukan arah menyilang sebesar 100 kN, yang bekerja sebagai beban titik. Direncanakan kerb terbuat dari beton bertulang, dengan dimensi lebar 20 cm dan tinggi 25 cm, menggunakan beton dengan mutu f’c 30 Mpa, tulangan baja mutu fy 240 Mpa, yang dipasang 2 Ø 10 pada masing-masing sisinya, dan sengkang Ø 6 – 200 mm sepanjang kerb.
Gambar Penulangan Kerb
Perencanaan Plat Lantai
Plat lantai direncanakan dengan tebal 20 cm yang menumpu pada 5 tumpuan yang menerima beban mati dan terpusat.
Pembebanan
- Beban mati
- Beban pada plat trotoir
Beban merata
~ berat plat lantai = 0.20 x 1 x 24 = 4.8 kN/m
beban ultimate = 4.8 x 1.3 = 6.24 kN/m
~ berat plat lantai trotoir = 0.25 x 1 x 23 = 5.75 kN/m
beban ultimate = 5.75 x 1.3 = 7.475 kN/m
~ berat air hujan = 0.05 x 1 x 10 = 0.5 kN/m
Beban ultimate = 0.5 x 1.2 = 0.6 kN/m +
qd1u = 14.315 kN/m
Beban terpusat
pdu = pd1u + pd2u + 2.pd3u
= 0.6084 + 0.3562
+ (2 x 0.0995)
+ (2 x 0.0995)
= 1.1636 kN
- Beban pada plat lantai kendaraan
~ berat plat lantai = 0.20 x 1 x 24 = 4.8 kN/m
beban ultimate = 4.8 x 1.3 = 6.24 kN/m
~ berat aspal = 0.05 x 1 x 22 = 1.1 kN/m
beban ultimate = 1.1 x 1.2 = 1.32 kN/m
~ berat air hujan = 0.1 x 1 x 10 = 1 kN/m
beban ultimate = 1 x 1.2 = 1 kN/m +
qd2u = 8.56 kN/m
- Beban mati tambahanBeban mati tambahan berupa pelapisan ulang lapisan aspal dengan tebal 50 mm
~ berat aspal = 0.05 x 1 x 22 = 1.1 kN/m
beban ultimate qd3u = 1.1 x 2 = 2.2 kN/m
- Beban hidup
- Beban pada plat trotoir
Beban merata
~ beban pejalan kaki = 5 kPa x 1 m = 5 kN/m
beban ultimate ql1u = 5 x 2 = 10 kN/m
Beban terpusat
plu = 1.5 kN
- Beban pada plat lantai kendaraan
# Faktor beban dinamis (DLA)
K = 1 + DLA ,
Faktor beban dinamis untuk truk adalah 0.3 (BMS ’92, hal 2-20)
maka K = 1 + 0.3 = 1.3
# Beban truk “T”
Beban truk “T” sebesar 200 kN, maka tekanan untuk satu roda:
Pu =
= = 260 kN
- Skema pembebanan
- Kondisi I
Gambar Skema Pembebanan Kondisi I
- Kondisi II
Gambar Skema Pembebanan Kondisi II
- Kondisi III
Gambar Skema Pembebanan Kondisi III
- Kondisi IVGambar Skema Pembebanan Kondisi IV
- Kondisi V
Gambar Skema Pembebanan Kondisi V
- Kondisi VIGambar Skema Pembebanan Kondisi VIPenulangan Plat Lantai KendaraanDari hasi analisa statika dengan mengunakan program STAAD PRO, diperoleh momen maksimum pada kondisi II, yaitu:
- Mmax tumpuan = 77.976 kNm
- Mmax lapangan = 71.471 kNm
Data perencanaan:
f’c = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
Tebal plat (h) = 200 mm
Direncanakan tulangan pokok D 16 dan tulangan bagi Ø 10
Selimut beton = 20 mm
dx = h – selimut beton – (1/2 Ø)
= 200 – 20 – (1/2 x 16)
= 172 mm
Untuk perhitungan penulangan, diambil momen termaksimum
- Mu = 77.976 kNm = 77.976 x 106 Nmm
- Mn = = 97.47 x 106 Nmm
- Rn = = 3.2945 Mpa
- m = = 13.7255
Rasio penulangan keseimbangan (ρb);
- ρb === 0.0391128
- ρ max = 0.75 x ρb= 0.75 x 0.0391128 = 0.02933459
- ρ min = = = 0.004Rasio penulangan perlu
- ρ === 0.010115ρ > ρ min 0.010115 > 0.004 (digunakan ρ)
- As perlu = ρ x b x d= 0.010115 x 1000 x 172= 1739.78 mm2Digunakan tulangan pokok D 16 mmPerhitungan jarak (S) dan As ada
- As = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 162= 201.06 mm2 - S = = 115.5 mm ≈ 100 mm
- As ada = = 2010.6 mm2Diperoleh As ada > As perlu , maka dipakai tulangan pokok D 16 – 100
- As tulangan bagi = 20 % x As perlu= 0.2 x 1902.89= 380.578 mm2Dipakai tulangan Ø 10 mm
- As bagi = ¼ x π x Ø 2= ¼ x π x 102= 78.54 mm2
- S = = 206.37 mm ≈ 200 mm
- As ada = = 392.7 mm2
Diperoleh As ada > As perlu , maka dipakai tulangan bagi Ø 10 – 200Gambar Penulangan Plat Lantai KendaraanPerencanaan Struktur GelagarGambar Bagian-bagian Penampang JembatanDesain Penampang BalokPerencanaan awal dari dimensi penampang balok dengan suatu rumus pendekatan, yaitu tinggi balok (h) = , dimana L adalah panjang balok = 40 m, maka h = 1.6 – 2.35 m. Direncanakan balok dengan tinggi 1.65 m. Penampang balok seperti pada gambar di bawah ini.Gambar Penampang Balok PrategangPerhitungan Section PropertiesPenampang Balok Tengah- Sebelum komposit
Tabel Perhitungan Section Properties Balok Tengah Sebelum KompositBag.A(cm2)y(cm)A x y(cm3)Momen Inersia ‘I’(cm4)I30 x 80 = 2400 150360000(1/12 x 80 x 303 + 2400 x 67.52) = 11115000II105 x 40 = 4200 82.53465001/12 x 40 x 1053 = 3858750 III30 x 80 = 2400 1536000(1/12 x 80 x 303 + 2400 x 67.52) = 11115000IV2(½ x 20 x 5) = 100 133.313333.33(1/36 x 20 x 53 + 50 x 50.82) x 2 = 258541.67V2(½ x 20 x 5) = 100 31.73166.67(1/36 x 20 x 53 + 50 x 50.82) x 2 = 258541.67∑AP = 9200759000IP = 26605833.33- = = 82.5 cm
- = 165 – 82.5 = 82.5 cm
- = = 2891.94 cm2
- = = 35.05 cm
- = = 35.05 cm
- Setelah komposit
Jarak efektif antar gelagar sebesar 175 cm. Karena mutu beton plat dan balok berbeda, maka lebar efektif plat komposit dengan balok prategang adalah:beff
x n (n adalah rasio perbandingan antara mutu beton, n = 0.77)175 x 0.77 = 134.75 cmTabel Perhitungan Section Properties Balok Tengah Setelah KompositBag. A(cm2)y(cm)A x y(cm3)Momen Inersia ‘I’(cm4)I 30 x 80 = 2400 150360000(1/12 x 80 x 303 + 2400 x 46.542) = 5378927.19II 105 x 40 = 4200 82.5346500(1/12 x 40 x 1053 + 4200 x 20.962) = 5703431.54III 30 x 80 = 2400 1536000(1/12 x 80 x 303 + 2400 x 88.462) = 18959280.28IV 2(½ x 20 x 5) = 100 133.313333.33(1/36 x 20 x 53 + 50 x 29.882) x 2 = 89396.42V 2(½ x 20 x 5) = 100 31.73166.67(1/36 x 20 x 53 + 50 x 71.792) x 2 = 515528.9VI 20 x 134.75 = 2695 175471625(1/12 x 134.75 x 203 + 2695 x 71.542) = 13883794.43∑ Ac = 118951230625Ic = 44530358.76- = = 103.46 cm
- = 165 – 103.46 = 81.54 cm
- = = 3743.62 cm2
- = = 36.19 cm
- = = 45.91 cm
Penampang Balok Ujung
- Sebelum komposit
- Ap = b x h = 80 x 165 = 13200 cm2
- Ip = 1/12 x b x h3 = 1/12 x 80 x 1653 = 29947500 cm4
- = = 82.5 cm
- = 165 – 82.5 = 82.5 cm
- Setelah komposit
Tabel Perhitungan Section Properties Balok Ujung Setelah Komposit
Bag.
|
A
(cm2)
|
y
(cm)
|
A x y
(cm3)
|
Momen Inersia ‘I’
(cm4)
|
I
| 165 x 80 = 13200 |
82.5
|
1089000
| (1/12 x 80 x 1653 + 13200 x 15.682)
= 33194287.54
|
II
| 20 x 134.75 = 2695 |
175
|
471625
| (1/12 x 134.75 x 203 + 2695 x 76.822)
= 15992466.2
|
∑
|
Ac = 22415
|
1560625
|
Ic = 49186753.75
|
- = = 98.18 cm
- = 165 – 98.18 = 86.82 cm
Pembebanan
Beban Tetap
- Akibat berat sendiri balok
Bj beton = 25 kN/m3
Luas penampang (Ap) = 9200 cm2 = 0.92 m2
qd1 = Bj x Ap
= 25 x 0.92
= 23 kN/m
- Akibat beban mati (plat lantai, lapisan aspal & air hujan)
Bj beton = 24 kN/m3
Bj aspal = 22 kN/m3
Bj air = 10 kN/m3
Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m
Tebal plat = 20 cm = 0.2 m
Tebal aspal = 5 cm = 0.05 m
Tebal air = 10 cm = 0.1 m
Luas penampang plat (A1) = 1.75 x 0.2 = 0.35 m2
Luas penampang aspal (A2) = 1.75 x 0.05 = 0.0875 m2
Luas penampang air (A3) = 1.75 x 0.1 = 0.175 m2
qd2 = Bj beton x A3 + Bj aspal x A2 + Bj air x A3
= 24 x 0.35 + 22 x 0.0875 + 10 x 0.175
= 12.075 kN/m
- Akibat diafragma
Bj beton = 25 kN/m3
Tebal diafragma (t) = 15 cm = 0.15 m
Gambar Penampang Diafragma
Luas penampang (A) = (135 x105) – (2 x (AIV + AV))
= 13975 cm2 = 1.3975 m2
Pd = Bj x A x t
= 25 x 1.3975 x 0.15
= 5.24 kN
Beban Lalu Lintas
- Beban lajur “D”
Gambar Penyebaran Beban Lajur
Beban lajur “D” terdiri dari beban tersebar merata (UDL/Uniformly Distributed Load) yang digabung dengan beban garis (KEL/Knife Edge Load).
Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan
a. Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).
L = 40 m > 30 m, maka:
q =
=
= 7 kPa
Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban merata yang bekerja di sepanjang gelagar adalah:
ql1 = 1.75 x q
= 1.75 x 7
= 12.25 kNm
b. Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah sebesarnya 44.0 kN/m.
Faktor Beban Dinamik untuk “KEL” lajur “D”, untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.
Maka: K = 1 + DLA
K = 1 + 0.4 = 1.4
Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban terpusat yang bekerja pada gelagar adalah:
pl1 = 1.75 x P x K
= 1.75 x 44 x 1.4
= 107.8 kN
- Beban RemPengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem tersebut tergantung dari panjang struktur (L), yaitu untuk L = 40 m ≤ 80 m, gaya rem = 250 kN.
Gambar Beban Rem Yang Bekerja Pada Arah Memanjang Jembatan
Aksi Lingkungan
- Beban anginKendaraan yang sedang berada di atas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal diterapkan pada permukaan lantai sebesar:
TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/m
Dimana: Vw = kecepatan angin rencana = 30 m/det
Cw = koefisien Seret = 1.2
TEW = 0.0012 x 1.2 x 302
= 1.296 kN/m
Analisa Statika
Beban Tetap
Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Berat Sendiri
- Akibat berat sendiriReaksi tumpuan:RA = RB = ½ x q x L= ½ x 23 x 40= 460 kNMomen & Gaya Lintang pada setiap titik:Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;Mx = (RA
x X) – (½ x q x X2)Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;Vx = RA – (q x X)Maka:Titik A, X = 0 m MA = 0 kNmVA = 460 kNTitik 1, X = 2 m M1 = 874 kNmV1 = 414 kNTitik 2, X = 4 m M2 = 1656 kNmV2 = 368 kNTitik 3, X = 6 m M3 = 2346 kNmV3 = 322 kNTitik 4, X = 8 m M4 = 2944 kNmV4 = 276 kNTitik 5, X = 10 m M5 = 3450 kNmV5 = 230 kNTitik 6, X = 12 m M6 = 2864 kNmV6 = 184 kNTitik 7, X = 14 m M7 = 4186 kNmV7 = 138 kNTitik 8, X = 16 m M8 = 4416 kNmV8 = 92 kNTitik 9, X = 18 m M9 = 4554 kNmV9 = 46 kNTitik 10, X = 20 m M10 = 4600 kNmV10 = 0 kN - Akibat beban mati
VA =241,5 kN VB = 241,5 kN
Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Mati
Reaksi tumpuan:
RA = RB = ½ x q x L
= ½ x 12.075 x 40
= 241.5 kN
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (RA
x X) – (½ x q x X2)
x X) – (½ x q x X2)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = RA – (q x X)
Maka:
Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm
VA = 241.5 kN
Titik 1, X = 2 m M1 = 458.85 kNm
V1 = 217.35 kN
Titik 2, X = 4 m M2 = 869.4 kNm
V2 = 193.2 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 1231.65 kNm
V3 = 169.05 kN
Titik 4, X = 8 m M4 = 1545.6 kNm
V4 = 144.9 kN
Titik 5, X = 10 m M5 = 1811.25 kNm
V5 = 120.75 kN
Titik 6, X = 12 m M6 = 2028.6 kNm
V6 = 96.6 kN
Titik 7, X = 14 m M7 = 2197.65 kNm
V7 = 72.45 kN
Titik 8, X = 16 m M8 = 2318.4 kNm
V8 = 48.3 kN
Titik 9, X = 18 m M9 = 2390.85 kNm
V9 = 24.15 kN
Titik 10, X = 20 m M10 = 2415 kNm
V10 = 0 kN
Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Diafragma
- Akibat diafragma
Reaksi tumpuan:
RA = RB = ½ x ∑ P
= ½ x 5.24 x 11
= 28.823 kN
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (RA
x X) – (p x X)
x X) – (p x X)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = VA – p
Maka:
Titik A, X = 0 m
MA = 0 kNm
VA = RA = 28.823 kN
Titik 1, X = 2 m
M1 = (28.823 x 2) – (5.24 x 2)
= 47.166 kNm
V1 = VA = 28.823 kN
Titik 2, X = 4 m
M2 = (28. 823 x 4) – (5.24 x 4)
= 94.331 kNm
V2 = 28.823 – 5.24
= 23.583 kN
Titik 3, X = 6 m
M3 = (28. 823 x 6) – (5.24 x 6) – (5.24 x 2)
= 131.016 kNm
V3 = V2 = 23.583 kN
Titik 4, X = 8 m
M4 = (28. 823 x 8) – (5.24 x 8) – (5.24 x 4)
= 167.7 kNm
V4 = 23.583 – 5.24
= 18.342 kN
Titik 5, X = 10 m
M5 = (28. 823 x 10) – (5.24 x 10) – (5.24 x 6) – (5.24 x 2)
= 193.903 kNm
V5 = V4 = 18.342 kN
Titik 6, X = 12 m
M6 = (28. 823 x 12) – (5.24 x 12) – (5.24 x 8) – (5.24 x 4)
= 220.106 kNm
V6 = 18.342 – 5.24
= 13.102 kN
Titik 7, X = 14 m
M7 = (28. 823 x 14) – (5.24 x 14) – (5.24 x 10) – (5.24 x 6) – (5.24 x 2)
= 235.828 kNm
V7 = V6 = 13.102 kN
Titik 8, X = 16 m
M8 = (28. 823 x 16) – (5.24 x 16) – (5.24 x 12) – (5.24 x 8) – (5.24 x 4)
= 251.55 kNm
V8 = 13.102– 5.24
= 7.861 kN
Titik 9, X = 18 m
M9 = (28. 823 x 18) – (5.24 x 18) – (5.24 x 14) – (5.24 x 10) – (5.24 x 6) – (5.21 x 2)
= 256.791 kNm
V9 = V8 = 7.861 kN
Titik 10, X = 20 m
M10 = (28. 823 x 20) – (5.24 x 20) – (5.24 x 16) – (5.24 x 12) – (5.24 x 8) – (5.21 x 4)
= 262.031 kNm
V10 = 7.861 – 5.24
= 2.62 kN
Beban Lalu Lintas
- Akibat beban lajur
Gambar Diagram Garis Pengaruh Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Lajur
Reaksi tumpuan:
Reaksi tumpuan terbesar terjadi pada saat beban p berada di atas tumpuan.
RA = RB = (½ x q x L) + P
= (½ x 12.25 x 40) + 107.8
= 352.8 kN
Mencari ordinat max (Y) & luas garis pengaruh (A):
Titik A, X = 0 m YA = 0 m
AA = 0 m2
Titik 1, X = 2 m Y1 = = 1.9 m
A1 = ½ x 1.9 x 40 = 38 m2
Titik 2, X = 4 m Y2 = = 3.6 m
A2 = ½ x 3.6 x 40 = 72 m2
Titik 3, X = 6 m Y3 = = 5.1 m
A3 = ½ x 5.1 x 40 = 102 m2
Titik 4, X = 8 m Y4 = = 6.4 m
A4 = ½ x 6.4 x 40 = 128 m2
Titik 5, X = 10 m Y5 = = 7.5 m
A5 = ½ x 7.5 x 40 = 150 m2
Titik 6, X = 12 m Y6 = = 8.4 m
A6 = ½ x 8.4 x 40 = 168 m2
Titik 7, X = 14 m Y7 = = 9.1 m
A7 = ½ x 9.1 x 40 = 182 m2
Titik 8, X = 16 m Y8 = = 9.6 m
A8 = ½ x 9.6 x 40 = 192 m2
Titik 9, X = 18 m Y9 = = 9.9 m
A9 = ½ x 9.9 x 40 = 198 m2
Titik 10, X = 20 m Y10 = = 10 m
A10 = ½ x 10 x 40 = 200 m2
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (Yx
x P) + (Ax
x q)
x P) + (Ax
x q)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = RA – (q x X)
Maka:
Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm
VA = 352.8 kN
Titik 1, X = 2 m M1 = 670.32 kNm
V1 = 328.3 kN
Titik 2, X = 4 m M2 = 1270.08 kNm
V2 = 303.8 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 1799.28 kNm
V3 = 279.3 kN
Titik 4, X = 8 m M4 = 2257.92 kNm
V4 = 254.8 kN
Titik 5, X = 10 m M5 = 2646 kNm
V5 = 230.3 kN
Titik 6, X = 12 m M6 = 2963.52 kNm
V6 = 205.8 kN
Titik 7, X = 14 m M7 = 3210.48 kNm
V7 = 181.3 kN
Titik 8, X = 16 m M8 = 3386.88 kNm
V8 = 156.8 kN
Titik 9, X = 18 m M9 = 3492.72 kNm
V9 = 132.3 kN
Titik 10, X = 20 m M10 = 3528 kNm
V10 = 107.8 kN
- Beban Rem
Gambar Diagram Momen Akibat Beban Rem
Titik tangkap gaya rem dari permukaan lantai adalah 1.8 m.
Reaksi tumpuan:
Reaksi (gaya lintang) pada semua titik adalah sama sepanjang jalur
RA = RB =
=
= 16.5 kN
Momen pada setiap titik:
Momen pada semua titik adalah sama sepanjang jalur
Mr = Gaya Rem x (titik tangkap + ya‘)
= 250 x (1.8 + 0.8154)
= 653.857 kNm
Aksi Lingkungan
- Beban Angin
Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Angin
Reaksi tumpuan:
RA = RB = ½ x q x L
= ½ x 1.296 x 40
= 25.92 kN
Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:
Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Mx = (RA
x X) – (½ x q x X2)
x X) – (½ x q x X2)
Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;
Vx = RA – (q x X)
Maka:
Titik A, X = 0 m MA = 0 kNm
VA = 25.92 kN
Titik 1, X = 2 m M1 = 49.248 kNm
V1 = 23.328 kN
Titik 2, X = 4 m M2 = 93.312 kNm
V2 = 20.736 kN
Titik 3, X = 6 m M3 = 132.192 kNm
V3 = 18.144 kN
Titik 4, X = 8 m M4 = 165.888 kNm
V4 = 15.552 kN
Titik 5, X = 10 m M5 = 194.4 kNm
V5 = 12.96 kN
Titik 6, X = 12 m M6 = 217.728 kNm
V6 = 10.368 kN
Titik 7, X = 14 m M7 = 235.872 kNm
V7 = 7.776 kN
Titik 8, X = 16 m M8 = 248.832 kNm
V8 = 5.184 kN
Titik 9, X = 18 m M9 = 256.608 kNm
V9 = 2.592 kN
Titik 10, X = 20 m M10 = 259.2 kNm
V10 = 0 kN
Tabel Daftar Kombinasi Gaya Lintang | ||||||
Beban |
Berat
|
Beban
|
Beban
|
Beban
|
Beban
|
Beban
|
Sendiri
|
Mati
|
Diafragma
|
Lajur
|
Rem
|
Angin
| |
(kN)
|
(kN)
|
(kN)
|
(kN)
|
(kN)
|
(kN)
| |
VA |
460
|
241.50
|
28.823
|
352.8
|
16.5
|
25.920
|
V1 |
414
|
217.35
|
28.823
|
328.3
|
16.5
|
23.328
|
V2 |
368
|
193.20
|
23.583
|
303.8
|
16.5
|
20.736
|
V3 |
322
|
169.05
|
23.583
|
279.3
|
16.5
|
18.144
|
V4 |
276
|
144.90
|
18.342
|
254.8
|
16.5
|
15.552
|
V5 |
230
|
120.75
|
18.342
|
230.3
|
16.5
|
12.960
|
V6 |
184
|
96.60
|
13.102
|
205.8
|
16.5
|
10.368
|
V7 |
138
|
72.45
|
13.102
|
181.3
|
16.5
|
7.776
|
V8 |
92
|
48.30
|
7.861
|
156.8
|
16.5
|
5.184
|
V9 |
46
|
24.15
|
7.861
|
132.3
|
16.5
|
2.592
|
V10 |
0
|
0
|
2.620
|
107.8
|
16.5
|
0
|
Tabel Daftar Kombinasi Momen
| |||||||||
Momen |
Berat
|
Beban
|
Beban
|
Beban
|
Beban
|
Beban
|
Kombinasi Momen
| ||
Sendiri
|
Mati
|
Diafragma
|
Lajur
|
Rem
|
Angin
|
Seblm komp.
|
komposit
| ||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Mo
|
MG
|
MT
|
8
|
9
|
10
| |||||||
(2+3+4)
|
(5+6+7+9)
| ||||||||
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
|
(kNm)
| |
MA
|
0
|
0
|
0
|
0
|
653.857
|
0
|
0
|
0
|
653.857
|
M1
|
874.000
|
458.850
|
47.166
|
670.320
|
653.857
|
49.248
|
874.000
|
1380.016
|
2753.440
|
M2
|
1656.000
|
869.400
|
94.331
|
1270.080
|
653.857
|
93.312
|
1656.000
|
2619.731
|
4636.980
|
M3
|
2346.000
|
1231.650
|
131.016
|
1799.280
|
653.857
|
132.192
|
2346.000
|
3708.666
|
6293.994
|
M4
|
2944.000
|
1545.600
|
167.700
|
2257.920
|
653.857
|
165.888
|
2944.000
|
4657.300
|
7734.965
|
M5
|
3450.000
|
1811.250
|
193.903
|
2646.000
|
653.857
|
194.400
|
3450.000
|
5455.153
|
8949.410
|
M6
|
3864.000
|
2028.600
|
220.106
|
2963.520
|
653.857
|
217.728
|
3864.000
|
6112.706
|
9947.811
|
M7
|
4186.000
|
2197.650
|
235.828
|
3210.480
|
653.857
|
235.872
|
4186.000
|
6619.478
|
10719.687
|
M8
|
4416.000
|
2318.400
|
251.550
|
3386.880
|
653.857
|
248.832
|
4416.000
|
6985.950
|
11275.519
|
M9
|
4554.000
|
2390.850
|
256.791
|
3492.720
|
653.857
|
256.608
|
4554.000
|
7201.641
|
11604.825
|
M10
|
4600.000
|
2415.000
|
262.031
|
3528.000
|
653.857
|
259.200
|
4600.000
|
7277.031
|
11718.088
|
Perencanaan Perletakan Elastomer
Dengan menggunakan tabel perkiraan berdasarkan pengalaman, yang tertera pada BMS 1992 bagian 7, direncanakan perletakan elestomer dengan bentuk persegi dan ukuran denah 810 x 810 mm, karena lebar gelagar (b) = 800 mm. Karakteristik dari Elastomer adalah sebagai berikut:
Gambar Bentuk Denah Perletakan
Ukuran denah 810 mm
- Tebal selimut atas dan bawah = 9 mm
- Tebal pelat baja = 5 mm
- Tebal karet dalam = 18 mm
- Tinggi keseluruhan = 92 mm
- Beban ternilai pada perputaran nol, pada geser maksimum = 7353 kN
- Beban ternilai pada perputaran maksimum, pada geser maksimum = 3377 kN
Gaya lintang maksimum yang terjadi pada satu gelagar
VU = 1718.824 kN < Vperletakan = 3377 kN …………………(O.K)
Perencanaan Abutment
Gambar Tampak Melintang Jembatan
Perhitungan Pembebanan
Perhitungan Gaya-gaya Akibat Struktur Atas
- Beban mati
- Beban sandaranPanjang bentang jembatan = 40 mBerat pipa sandaran = 4.52 kg/mBerat 1 tiang sandaran = 0.8242 kN~ berat pipa sandaran = 4 x (40 x 4.52) = 723.2 kg = 7.232 kN~ berat tiang sandaran = 42 x (0.8242) = 34.6164 kN +
Pd1 = 41.8484 kN
- Beban trotoirPanjang bentang jembatan = 40 mBj beton = 24 kN/m3Bj beton tumbuk = 23 kN/m3Tebal plat trotoir = 0.25 mLebar plat trotoir = 0.8 mUkuran balok kerb = 20/25 cm~ berat plat trotoir = 2 x (40 x 0.25 x 0.8 x 23) = 368 kN~ berat kerb = 2 x (40 x 0.25 x 0.2 x 24) = 96 kN +Pd2 = 464 kN
- Beban plat kendaraan
Panjang bentang jembatan = 40 mBj beton = 24 kN/m3Bj Aspal = 22 kN/m3Tebal plat kendaraan = 20 cm = 0.2 mLebar plat kendaraan = 7 mTebal lapisan aspal = 5 cm = 0.05 m~ berat lapisan aspal = 40 x 7 x 0.05 x 22 = 308 kN~ berat plat kendaraan = 40 x 7 x 0.2 x 24 = 1344 kN +Pd3
= 1652 kN- Beban gelagar
Panjang bentang jembatan = 40 mBj beton prategang = 25 kN/m3Ap = 9200 cm2 = 0.92 m2~ berat gelagar = 5 x (40 x 0.92 x 25) Pd4 = 4600 kN- Beban diafragma
Panjang bentang jembatan = 40 mJarak antar diafragma = 4 mBj beton prategang = 25 kN/m3A = 1.3975 m2t = 0.15 m~ berat diafragma = 44 x (1.3975 x 0.15 x 25) Pd5 = 230.5875kN- Beban mati tambahan
Beban mati tambahan berupa pelapisan ulang lapisan aspal dengan tebal 50 mm~ berat lapisan aspal = 40 x 7 x 0.05 x 22 Pd6 = 308 kN
Beban mati total yang bekerja pada abutment
Rd =
=
= 3648.218 kN
- Beban hidup
- Beban sandaranPanjang bentang jembatan = 40 mBeban hidup = 0.75 kN/m~ beban hidup pipa sandaran = 2 x (40 x 0.75) Pl1 = 60 kN
- Beban trotoirPanjang bentang jembatan = 40 mLebar trotoir = 1 mBeban hidup = 5 kPa~ beban hidup trotoir = 2 x (40 x 1 x 5) Pl2 = 400 kN
- Beban plat kendaraan (beban lalu lintas)Panjang bentang jembatan = 40 mLebar plat kendaraan = 7 m
Gambar 4.62 Penyebaran Beban Lajur
Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan
a. Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).
L = 40 m > 30 m, maka:
q =
=
= 7 kPa
~ beban hidup (UDL) = (40 x 5.5 x 7) x 100% + (40 x 1.5 x 7) x 50%
Pl3 = 1750 kN
b. Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah sebesarnya 44.0 kN/m.
Faktor Beban Dinamik untuk “KEL” lajur “D”, untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.
Maka: K = 1 + DLA
K = 1 + 0.4 = 1.4
~ beban hidup (KEL) = 7 x 44 x 1.4 Pl4 = 431.2 kN
- Beban air hujanPanjang bentang jembatan = 40 mBj air = 10 kN/m3Lebar plat kendaraan = 7 mLebar plat trotoir = 2 x 1 mTebal air pada plat kendaraan = 10 cm = 0.1 mTebal air pada trotoir = 5 cm = 0.05 m~ berat air hujan = (40 x 7 x 0.1 x 10) + (40 x 2 x 0.05 x 10)Pl5 = 320 kN
- Beban anginPanjang bentang jembatan = 40 mKendaraan yang sedang berada di atas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal diterapkan pada permukaan lantai sebesar:TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/mDimana: Vw = kecepatan angin rencana = 30 m/detCw = koefisien Seret = 1.2TEW = 0.0012 x 1.2 x 302= 1.296 kN/m~ berat angin = 40 x 1.296 Pl6 = 51.84 kN
- Beban remPengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang. Besarnya gaya rem tersebut tergantung dari panjang struktur (L), yaitu untuk L = 40 m ≤ 80 m, gaya rem (Hr = 250 kN).Gambar Beban Rem Yang Bekerja Pada Arah Memanjang Jembatan
- Beban gesekanGaya gesekan antara beton dengan karet elastomer ( f = 0.15 ; PPPJJR 1987)Hg = f x Rd= 0.15 x 3648.218= 547.2327 kN
- Beban lalu lintas pada plat injakGambar Beban Lalu Lintas Pada Plat InjakLebar plat kendaraan = 7 mPanjang plat injak = 2 mq = 1 t/m2 = 100 kN/m2~ beban lalu lintas = 7 x 2 x 100 Pl7 = 1400 kN
Beban mati total yang bekerja pada abutment
Rl =
=
= 1722.12 kN
Hs = Hr + Hg
= 250 + 547.2327
= 797.2327 kN
Perhitungan Berat Sendiri Abutment
Direncanakan abutment tipe T terbalik dengan tinggi abutment 6 m, lebar pondasi. 11.6 m
Gambar Dimensi Penampang Abutment
Tabel Perhitungan Berat Sendiri Abutment
No |
Bentuk
|
P
|
T
|
L
|
Luas (A)
|
Volume (V)
|
Bj
|
Berat
|
Jarak (x)
|
Momen O
|
(m)
|
(m)
|
(m)
|
(m2)
|
(m3)
|
(kN/m3)
|
(kN)
|
(m)
|
(kNm)
| ||
1 | persegi |
0.5
|
0.25
|
10.8
|
0.125
|
1.35
|
24
|
32.4
|
2.05
|
66.420
|
2 | persegi |
0.7
|
1.69
|
10.8
|
1.183
|
12.7764
|
24
|
306.6336
|
2.15
|
659.262
|
3 | persegi |
1.6
|
0.7
|
10.8
|
1.12
|
12.096
|
24
|
290.304
|
1.7
|
493.517
|
4 | segitiga |
0.4
|
0.25
|
10.8
|
0.05
|
0.54
|
24
|
12.96
|
2.23
|
28.901
|
5 | persegi |
1.2
|
2.36
|
10.8
|
2.832
|
30.5856
|
24
|
734.0544
|
1.5
|
1101.082
|
6 | segitiga |
0.9
|
0.4
|
11.6
|
0.18
|
2.088
|
24
|
50.112
|
2.4
|
120.269
|
7 | segitiga |
0.9
|
0.4
|
11.6
|
0.18
|
2.088
|
24
|
50.112
|
0.6
|
30.067
|
8 | persegi |
3
|
1
|
11.6
|
3
|
34.8
|
24
|
835.2
|
1.5
|
1252.800
|
Total
|
8.67
|
96.324
|
2311.776
|
3752.317
|
Eksentrisitas beban akibat berat sendiri
e =
=
= 1.623 m
Maka berat total abutment (W1) = 2311.776 kN, yang bekerja terpusat pada jarak 1.623 m dari titik O.
Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall
Gambar Dimensi Penampang Plat Injak dan Wing Wall
Tabel Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall
No |
Bentuk
|
P
|
T
|
L
|
Luas (A)
|
Volume (V)
|
Bj
|
Berat
|
Jarak (x)
|
Momen O
|
(m)
|
(m)
|
(m)
|
(m2)
|
(m3)
|
(kN/m3)
|
(kN)
|
(m)
|
(kNm)
| ||
9 | persegi |
0.2
|
0.25
|
7
|
0.05
|
0.35
|
24
|
8.4
|
2.4
|
20.160
|
10 | persegi |
2
|
0.2
|
7
|
0.4
|
2.8
|
24
|
67.2
|
3.5
|
235.200
|
11 | persegi |
2
|
2.44
|
0.3
|
4.88
|
1.464
|
24
|
35.136
|
3.5
|
122.976
|
12 | segitiga |
0.4
|
0.25
|
0.3
|
0.05
|
0.015
|
24
|
0.36
|
2.37
|
0.853
|
13 | segitiga |
1.5
|
2.36
|
0.3
|
1.77
|
0.531
|
24
|
12.744
|
3.5
|
44.604
|
14 | persegi |
0.5
|
1.96
|
0.3
|
0.98
|
0.294
|
24
|
7.056
|
2.75
|
19.404
|
15 | persegi |
0.4
|
1.71
|
0.3
|
0.684
|
0.2052
|
24
|
4.9248
|
2.3
|
11.327
|
16 | segitiga |
0.9
|
0.4
|
0.3
|
0.18
|
0.054
|
24
|
1.296
|
2.7
|
3.499
|
Total
|
8.994
|
5.7132
|
137.1168
|
458.023
|
Eksentrisitas beban akibat berat tanah
e =
=
= 3.34 m
Maka berat total plat injak dan wing wall (W2) = 137.1168 kN.
Perhitungan Berat Tanah
Gambar Dimensi Penampang Tanah
Tabel Perhitungan Berat Tanah
No |
Bentuk
|
P
|
T
|
L
|
Luas (A)
|
Volume (V)
|
Bj
|
Berat
|
Jarak (x)
|
Momen O
|
(m)
|
(m)
|
(m)
|
(m2)
|
(m3)
|
(kN/m3)
|
(kN)
|
(m)
|
(kNm)
| ||
17 | persegi |
2
|
0.6
|
11.6
|
1.2
|
13.92
|
17.2
|
239.424
| ||
18 | persegi |
0.5
|
4.4
|
11.6
|
2.2
|
51.04
|
17.2
|
877.888
|
2.75
|
2414.192
|
19 | segitiga |
0.4
|
0.25
|
11.6
|
0.05
|
1.16
|
17.2
|
19.952
|
2.4
|
47.885
|
20 | persegi |
0.4
|
1.71
|
11.6
|
0.684
|
15.8688
|
17.2
|
272.943
|
2.3
|
627.770
|
21 | segitiga |
0.9
|
0.4
|
11.6
|
0.18
|
4.176
|
17.2
|
71.8272
|
2.78
|
199.680
|
Total
|
4.314
|
86.1648
|
1482.035
|
3289.526
|
Eksentrisitas beban akibat berat tanah
e =
=
= 2.65 m
Maka berat total tanah (W3) = 1242.611 kN, yang bekerja terpusat pada jarak 2.65 m dari titik O.
Perhitungan Beban Gempa
Wilayah gempa = wilayah 3 (Gambar 2.15 BMS Bag. 2)
Kondisi tanah = tanah cukup padat
Tinggi kolom abutment = 6 m
Lebar kolom abutment = 1.2 m
Panjang kolom abutment = 10.8 m
Faktor kepentingan (I) = 1
Faktor tipe bangunan (S) = tipe A
Jumlah sendi plastis (n) = 1
Peninjauan gempa arah memanjang, karena dianggap yang paling besar
- Waktu getar (Tg)Dimana: g = 9.81 m/det2WTP = Rd + Rl + P7 + W1 + W2 + W3= 3648.218 + 1722.12 + 1400 + 2311.776 + 137.117 + 1242.611= 10461.842 kNKp =
- E = 25742.96 Mpa =25742.96 x 103
- I = = = 1.5552 m4
- L = 6 m
Kp == 556047.936 kN/mT == 0.275 detik - Penentuan gaya statik ekivalen rencana, TEQ
Dimana: Kh = C.S
- C = 0.18 (Gambar 2.14 BMS Bag. 2 untuk tanah sedang, gempa daerah 3)
- S = 1.3 F 18 (Tabel 2.14 BMS Bag. 2 hal 51 )
- F = 1.25 – 0.025 x 1 = 1.225
S = 1.3 x 1.225 = 1.5925
Kh = 0.18 x 1.5925 = 0.28665
I = 1 (Tabel 2.13 BMS Bag. 2 hal 51 )
WT = Rd = 3648.218 kN
TEQ = 0.28665 x 1 x 3648.218
= 1045.7617 kN
Gaya gempa bekerja pada pusat massa abutment. Jarak pusat massa abutment dari titik bawah dihitung sebagai berikut:
Tabel Perhitungan Titik Berat Abutment Arah Sumbu Y
No
|
Bentuk
|
Luas (A)
|
Jarak (y)
|
A . Y
|
(m2)
|
(m)
| |||
1
| persegi |
0.125
|
5.875
|
0.734
|
2
| persegi |
1.183
|
4.905
|
5.803
|
3
| persegi |
1.12
|
3.71
|
4.155
|
4
| segitiga |
0.05
|
3.277
|
0.164
|
5
| persegi |
5.232
|
2.18
|
11.406
|
6
| segitiga |
0.18
|
1.133
|
0.204
|
7
| segitiga |
0.18
|
1.133
|
0.204
|
8
| persegi |
4.5
|
0.5
|
2.250
|
Total |
12.57
|
24.920
|
=
= = 1.98 m
Perhitungan Tekanan Tanah Aktif
Gambar Tekanan Tanah Aktif
Tanah urugkan dipakai tanah timbunan yang dipadatkan, dengan berat jenis (γ) = 17 2 kN/m3 dan diasumsikan sudut geser dalam tanah () = 30°.
Koefisien tekanan tanah aktif dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ka = tan2(45 – )
= tan2(45 – )
= 0.5774
- Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat injakPh1 = q x h3
x Ka x Lebar abutment= 100 x 5.8 x 0.5774 x 11.6= 3884.747 kN - Tekanan tanah akibat beban di atas plat injakMenurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm. Maka tekanan tanahPh2 = γ1(tanah)
x h1
x (h2 + h3) x Ka x Lebar abutment= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 5.8) x 0.5774 x 11.6= 414.73 kN - Tekanan tanah akibat plat injakPh3 = γ2(beton)
x h2
x h3
x Ka x Lebar abutment= 24 x 0.2 x 5.8 x 0.5774 x 11.6= 184.468 kN - Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang abutmentPh4 = ½ x γ3(tanah)
x h3
x h3
x Ka x Lebar abutment= ½ x 17.2 x 5.8 x 5.8 x 0.5774 x 11.6= 1937.712N
Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment
Gambar Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment
- Gaya vertikal (Q)
Q = Rd + Rl + P7 + W1 + W2 + W3
= 3648.218 + 1722.12 + 1400 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035
= 10701.266 kN
- Gaya horisontal (H)
H = Hs + TEQ + Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4
= 797.2327 + 1045.7617 + 3884.747 + 414.73 + 184.468 + 1937.712
= 8264.652 kN
- Momen (M)
Gambar Gaya – gaya Yang Menyebabkan Momen
Momen yang terjadi, ditinjau dari titik O. Momen yang tarjadi adalah momen guling dan juga momen penahan akibat berat dari bangunan. Pada perencanaan, diasumsikan pada 2 kondisi, yaitu saat tidak ada beban lalu lintas, dan pada saat lalu lintas penuh.
- Pada saat tidak terdapat beban hidup (lalu lintas)
~ Momen guling = TEQ
x h4 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2
x h4 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2
= 1045.7617 x 1.98
+ 414.73 x 2.9 + 184.468
x 2.9
+ 414.73 x 2.9 + 184.468
x 2.9
+ 1937.712 x 1.93
= 13056.428 kNm
~ Momen penahan = Rd x l
+ W1
x e1 + W3
x e3
+ W1
x e1 + W3
x e3
= 3648.218 x 1.35
+ 2311.776 x 1.623
+ 1242.611 x 2.65
+ 2311.776 x 1.623
+ 1242.611 x 2.65
= 11970.026 kNm
Maka momen yang bekerja:
M = Momen guling – Momen penahan
= 13056.428– 11970.026
= 1086.402 kNm
- Pada saat beban hidup (lalu lintas) bekerja
~ Momen guling = Hs x h3 + TEQ
x h4 + Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2 = 797.2327 x 4.15
+ 1045.7617 x 1.98 + 3884.747 x 2.9
x h4 + Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2 = 797.2327 x 4.15
+ 1045.7617 x 1.98 + 3884.747 x 2.9
+ 414.73 x 2.9 + 184.468
x 2.9 + 1937.712 x 1.93
x 2.9 + 1937.712 x 1.93
= 22122.349 kNm
~ Momen penahan = (Rd + Rl) x l
+ P7
x 3.5 + W1
x e1 + W3
x e2
+ P7
x 3.5 + W1
x e1 + W3
x e2
= (3648.218 + 1722.12) x 1.35
+ 1400 x 3.5 + 2311.776 x 1.623
+ 1400 x 3.5 + 2311.776 x 1.623
+ 1242.611 x 2.65
= 19194.888 kNm
Maka momen yang bekerja:
M = Momen guling – Momen penahan
= 22122.349 – 19194.888
= 2927.461 kNm
Perhitungan Data Tanah
Abutment berdiri di atas tanah dengan kedalaman 0.5 m dari permukaan tanah. Dari hasil uji sondir, diperoleh data sebagai berikut:
- perlawanan ujung konus (qc) 27 kg/cm2
- jumlah hambatan lekat (JHL) 100 kg/cm
- rasio gesekan (Fr) 2.5 %
Dari data tanah di atas, dapat dikonversikan menjadi parameter tanah.
- Konversi dari uji sondir ke jenis tanahDengan menggunakan grafik hubungan antara qc dan Fr pada bagan klasifikasi tanah (JE Bowles, Jilid 1:hal 143), maka dapat diketahui jenis tanahnya. qc = 27 kg/cm2 , Fr = 2.5 % maka jenis tanahnya adalah lanau berpasir dan lanau. Dapat didiskripsikan tanah pada dasar telapak abutment adalah jenis tanah lempung glasial kaku. Dengan menggunakan tabel 4.22 (Ralp B. Peck, W. E. Hanson, Thomson H. Trornburn, 1996;21), diperoleh parameter sebagai berikut:
- porositas (n) = 0.37
- angka rongga (e) = 0.6
- kadar air = 22 %
- berat kering (γd) = 1.7 g/cm3
- berat jenuh (γsat) = 2.07 g/cm3
Untuk mencari berat jenis kondisi basah dirumuskan:γ = γd (1 + w)= 1.7 (1 + 0.22)= 2.07 g/cm3 = 20.7 kN/m3 - Konversi dari uji sondir ke parameter tanahDari nilai qc dapat dikonversi menjadi nilai SPT menurut rumus Meyerhof
(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 57)qc = 4 NN == = 6.75Setelah mendapat nilai N, dapat dikonversikan menjadi sudut geser dalam. Dari grafik hubungan antara sudut geser dalam () dan nilai N dari pasir,~ = …………………… Oshaki== 26.62°~ = …………………… Dunham== 34°~ = …………………… Meyerhoff== 29°~ = …………………… Peck== 24°Maka diambil nilai sudut geser dalam yang terkecil, yaitu = 24°.qc = 14 CuCu == = 1.93 kg/cm2
Kontrol Stabilitas
- Terhadap Daya Dukung Vertikal(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)qult = α . c . Nc + β . γ . B . Nγ + γ . Df . NqDimana: B = 3 mL = 6 mDf = 0.5 mα = 1 + 0.3 (B/L)= 1 + 0.3 (3/6)= 1.15β = 0.5 – 0.1 (B/L)= 0.5 – 0.1 (3/6)= 0.45c = 1.93 kg/cm2γ = 20.7 kN/m3Dari tabel Koefisien daya dukung Ohsaki, dengan = 24° diperoleh nilai: (Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)Nc = 9.5Nγ = 1.04Nq = 5.26qult = 1.15 x 1.93 x 9.5 + 0.45 x 20.7 x 3 x 1.04 + 20.7 x 0.5 x 5.26= 104.589 kN/m2~ menghitung nilai e :e === 1.014 m > B/6 = 0.5 m~ maka:qmax === 7339.69 kN/m2Sf === 0.014 < 2.5 ……………….(Tidak Aman)
- Terhadap Daya Dukung Horisontal (Geser)(Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 87)Hu = CB . A’ + V . tan BDimana: CB = 0 (kohesi tanah dengan beton)A = B x L= 3 x 11.6 = 34.8
V = Rd + W1 + W2 + W3
= 3648.218 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035
= 7579.146 kN
B = ⅔
= ⅔ x 24°
= 16°
Hu = 0 x 34.8 + 7579.146 x tan 16°
= 2173.285 kN
H = 8264.652 kN
Sf =
=
= 0.26 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)
- Terhadap Guling~ Kondisi tanpa beban lalu lintasSf === 0.87 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)
Pondasi telapak tidak memenuhi persyaratan keamanan di atas, maka direncanakan abutment dengan menggunakan pondasi tiang pancang.
Perencanaan Pondasi Tiang
Daya Dukung Aksial Tiang Yang Diijinkan
Untuk menentukan daya dukung tiang pancang dapat ditentukan dengan melihat kemampuan material tiang untuk menahan beban (kapasitas struktural) atau daya dukung tanah dari data-data hasil penyelidikan lapisan dibawah permukaan tanah dari data uji lapangan CPT (sondir mekanis).
Direncanakan digunakan tiang beton pracetak bulat dengan diameter 50 cm dengan kedalaman 8 m, nilai tahanan konus qc= 145 kg/cm2 dan Jumlah hambatan pelekat (JHP) = 2140 kg/cm, maka dapat dicari daya dukung berdasarkan :
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang ditentukan berdasarkan hasil CPT (Metode Schmertmann-Nottingham, 1975).
- Daya dukung dari tahanan ujung tiang (Qp)Qp =
x Atiang
Dimana: Atiang = 1963.49 cm2
Nilai qc rata-rata 1D dibawah ujung tiang dan 4 D diatas ujung tiang
dimana, 1 D = 1 x 50 = 50 cm
4 D = 4 x 50 = 200 cm
=
=
=
= 124.8 kg/cm2
Qp = 80 x 1963.49
= 245043 kg = 2450.43 kN
- Daya dukung dari tahanan selimut tiang (Qs)Qs = Ktiang
x Fs
Dimana: Ktiang = Keliling tiang pancang
= π x D 2
= π x 50 2
= 157.08 cm
Fs = Jumlah hambatan pelekat pada kedalaman 8 m
= 2140 kg/cm
Qs = 157.08 x 2140
= 336151.2 kg = 3361.51 kN
- Daya dukung ijin tiang (Qa)
Penentuan daya dukung ijin (Qa atau Qall) dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan faktor keamanan atau dengan menggunakan anjuran Ir. Sardjono, untuk beban dinamis sebagai berikut :
Qa = +
= +
= 962.27 kN
Daya Dukung Pondasi Dalam Kelompok
Dalam penggunaan tiang di lapangan sangat jarang atau hampir tidak pernah tiang pancang dipasang tunggal, salah satu alasan adalah agar diperoleh faktor keamanan (factor of safety)pondasi tiang yang memadai. Pada sekelompok tiang, jika jarak masing-masing tiang cukup besar, maka daya dukung vertikal tiang tiang-tiang ini tidak menimbulkan kesulitan. Tetapi bila jarak antara tiang-tiang mengecil sampai suatu batas-batas tertentu, sekelompok tanah diantara tiang-tiang akan menggabung satu sama lain dan sebagai suatu keseluruhan mampu memperlihatkan kekuatan untuk meretakkan dan daya dukungnya akan berkurang. Dalam menentukan jarak tiang, terlebih dulu mencari jumlah tiang yang diperlukan dalam kelompok berdasarkan beban struktur atas dan daya dukung ultimate tiang.
- Jumlah tiang dalam kelompokn =Dimana : Q = gaya vertikal total = 10701.266 kN
Qa = 962.27n = = 11.12 ≈ 16 tiang - Syarat jarak antar tiang (S)
S < , atau
S < (rumus ini melihat dari segi ekonomis)
S 2.5D
Dimana : m = jumlah baris, diambil = 8 buah
n = jumlah tiang dalam baris, diambil = 2 buah
D = diameter tiang pancang = 50 cm
S = jarak antar tiang
S <
< 1.45 m
S <
< 1.57 m
S 2.5D
2.5 x 0.50
1.25 m
Diambil jarak antar tiang (S) = 150 cm, dengan susunan sebagai berikut:
Gambar Penempatan Tiang Pancang Pondasi
Efisiensi tiang pancang dalam kelompok dapat ditentukan dengan berbagai formuladibawah ini :
- Formula Converse – Labarre=
Dimana : = arc tan = arc tan = 18.43°
=
= 0.72
- Formula Los Angeles Group
=
=
= 0.78
- Formula Seiler – Keeney
=
dimana s dinyatakan dalam meter.
=
= 0.73
Dari keempat formula diatas, diambil efisiensi yang terkecil yaitu 0.72
Jadi, daya dukung tiang pancang dalam kelompok :
Qd =
= 0.72 x 16 x 962.27
= 11085.35 kN > Q = 10701.266 kN ………. memenuhi!
Daya Dukung Lateral Tiang Yang Diijinkan
- Beban Lateral Tiang Ijin Menurut Metode BromsHu = 9 x Cu
x B x (L – 1.5B)Dimana : Cu = Kuat geser tanah= (konversi)== 1.93 kg/cm2 = 193 kN/m2B = Diameter tiang = 50 cm = 0.5 mL = Kedalaman tiang = 8 mHu = 9 x 193 x 0.5 x (8 – 1.5 x 0.5)= 6296.625 kN - Beban lateral ijin tiang (Qa)Penentuan daya dukung lateral ijin dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan faktor keamanan sebagai berikut :
Ha = = = 2098.875 kN
Qd =
= 16 x 2098.875
= 33582 kN > H = 8264.652 kN………. memenuhi!
Penjabaran Reaksi Tiang Vertikal
Setelah daya dukung tiang yang diizinkan diperoleh, lalu dihitung banyaknya tiang yang diperlukan dan pembagian beban ke kepala tiang.
Perhitungan reaksi pada kepala tiang dilakukan dengan mencari jumlah tiang tiang dan susunan tiang. Bila reaksi yang diperoleh ternyata melebihi daya dukung yang diizinkan, maka harus diperiksa kembali sehingga reaksi yang diperoleh terletak dalam batas harga yang ditentukan.
Untuk mendapatkan nilai reaksi pada kepala tiang, analisa didasarkan pada teori statis.
Gambar Gaya Yang Bekerja Pada Tiang Pancang
- Jumlah tiang dalam satu baris –x
nx = 8 buah
- Jumlah tiang dalam satu baris -y
ny = 2 buah
Gambar Penomoran Penempatan Tiang Pancang Pondasi
Data Perencanaan
- Jumlah tiang : 16 buah tiang pancang beton.
- Daya dukung aksial ijin (Qa) : 962.27 kN
- Beban total aksial (V) : 10701.266 kN
- Momen arah memanjang (M) : 2927.461 kNm
- Panjang total tiang : 8 m
- Jumlah kwadrat absis-absis tiang pancang := 8 x (1.5)2 + 8 x (-1.5)2 = 36 m2
- Gaya-gaya vertikal pada tiang := 668.829 ± 81.32 x yUntuk perhitungan gaya vertikal tiang no. 1 :Qv = 668.829 + 81.32 x y
= 790.809 kN, untuk perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel Analisa Gaya Vertikal Tiap Tiang
No. tiang
|
y
|
QV
| ||
(m)
|
(kN)
|
(kN)
|
(kN)
| |
1
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
2
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
3
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
4
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
5
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
6
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
7
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
8
|
-1.5
|
668.829
|
121.98
|
790.809
|
9
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
10
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
11
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
12
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
13
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
14
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
15
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
16
|
1.5
|
668.829
|
121.98
|
546.849
|
Qv max = 790.809 kN < Qa = 962.27 kN …… Memenuhi!
Perhitungan Momen Yang Bekerja Pada Poer dan Dinding Abutment
Momen Pada Poer
Gambar Gaya Pada Poer
Momen maksimum pada poer:
Mmax = 1.6 x Qmax
x 0.75 x 8 tiang
x 0.75 x 8 tiang
= 1.6 x 790.809 x 0.75 x 8 tiang
= 7591.766 kNm
Gaya vertikal pada poer:
Q = 1.6 x 10701.266
= 17122.026 kN
Momen Pada Dinding Abutment
- Pier Head
Gambar Gaya Pada Pier Head
Dimana: tinggi pier head = 1.94 m
lebar abutment = 10.8 m
Ka = 0.5774
- Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat injak (q = 100 kN/m2)
Ph1 = q x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= 100 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 1085.05 kN
- Tekanan tanah akibat beban di atas plat injakMenurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm. Maka tekanan tanahPh2 = γ1(tanah)
x ttim. tanah
x tpier head
x Ka x Lebar abutment= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 1.74) x 0.5774 x 10.8= 124.848 kN
- Tekanan tanah akibat plat injakPh3 = γ2(beton)
x 0.2
x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 52.082 kN
- Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang abutmentPh4 = ½ x γ3(tanah)
x (tpier head – 0.2) x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 1.74 x 1.74 x 0.5774 x 10.8
= 162.367 kN
M1 = 1.6 x (Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2)
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2)
= 1.6 x (1085.05 x 0.845
+ 124.848 x 0.845 + 52.082
x 0.845 + 162.367
+ 124.848 x 0.845 + 52.082
x 0.845 + 162.367
x 0.563)
= 1852.458 kNm
Pha = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4)
= 1.6 x (1085.05 + 124.848+ 52.082
+ 162.367)
+ 162.367)
= 2278.955 kN
- Akibat berat sendiri
Pv1 = 1.2 x tpier head
x Lebar abutment x Tebal pier head x Bj beton
x Lebar abutment x Tebal pier head x Bj beton
= 1.2 x 1.94 x 10.8 x 0.7 x 24
= 422.393 kN
- Akibat beban lalu lintas di atas (q = 100 kN/m2)Pv2 = 2 x q x Tebal pier head x Lebar abutment= 2 x 100 x 0.7 x 10.8= 1512 kNV1 = Pv1 + Pv2= 422.393 + 1512= 1934.393 kN
- Dinding Longitudinal
Gambar Gaya Pada Dinding Longitudinal
Dimana: tinggi dinding = 4.4 m
lebar abutment = 10.8 m
Ka = 0.5774
- Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat injak (q = 100 kN/m2)
Ph1 = q x tdinding
x Ka x Lebar abutment
x Ka x Lebar abutment
= 100 x 4.4 x 0.5774 x 10.8
= 2743.805 kN
- Tekanan tanah akibat beban di atas plat injakMenurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm. Maka tekanan tanahPh2 = γ1(tanah)
x ttim. tanah
x (0.2
+ tdinding) x Ka x Lebar abutment= 17.2 x 0.6 x (0.2
+ 4.4) x 0.5774 x 10.8= 296.032 kN
- Tekanan tanah akibat plat injakPh3 = γ2(beton)
x 0.2
x tdinding
x Ka x Lebar abutment
= 24 x 0.2 x 4.4 x 0.5774 x 10.8
= 131.703 kN
- Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang abutmentPh4 = ½ x γ3(tanah)
x tdinding x tdinding x Ka x Lebar abutment
= ½ x 17.2 x 4.4 x 4.4 x 0.5774 x 10.8
= 1038.256 kN
M2 = 1.6 x (Ph1
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2 + TEQ
x h3 + Hs x h4)
x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
x h2 + TEQ
x h3 + Hs x h4)
= 1.6 x (2743.805 x 2.2
+ 296.032 x 2.2 + 131.703
x 2.2 + 1038.256 x 1.47
+ 296.032 x 2.2 + 131.703
x 2.2 + 1038.256 x 1.47
+ 1045.7617 x 0.58 + 797.2327 x 2.75)
= 18084.09 kNm
Phb = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4 + TEQ + Hs)
= 1.6 x(2743.805 + 296.032 + 131.703
+ 1038.256 + 1045.7617 + 797.2327)
+ 1038.256 + 1045.7617 + 797.2327)
= 9684.466 kN
- Akibat berat sendiri
Pv1 = 38.0376 x Bj beton
= 38.0376 x 24
= 912.902 kN
V2 = V1 + 1.2 x Rd + 2 x Rl + 1.2 x Pv1
= 1934.393 + 1.2 x 3648.218 + 2 x 1722.12 + 1.2 x 912.902
= 10851.977 kN
Perhitungan Penulangan Abutment
Penulangan Poer
a. Perhitungan penulangan lentur
Data perencanaan
f’c = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
Tebal poer (h) = 1400 mm
Lebar poer (bw) = 11600 mm
- Mu = Mmax = 7591.766 kNm = 7591.766 x 106 Nmm
Direncanakan tulangan D 22
Selimut beton = 80 mm
Rasio penulangan keseimbangan (ρb);
- ρb === 0.0391128
- ρ max = 0.75 x ρb= 0.75 x 0.0391128 = 0.0293346
- ρ min = = = 0.004Dipasang tulangan rangkap dengan tulangan tarik sebanyak 215 D 22 (lapis pertama sebanyak 180 tulangan dan lapis kedua sebanyak 35 tulangan), dan tulangan tekan sebanyak 30 D 22 seperti yang tersusun pada gambar di bawah ini.d = h – selimut beton – titik berat tulanganTitik berat tulangan (Y)Statis momen terhadap serat bawah tulanganAs x Y = As lapis 1
x (½ D tul.) + As lapis 2
x (½ D tul. + jarak antar tul. + D tul.)81761.43 x Y = 68423.88 x 11 + 13304.64 x (11 + 40 + 22)Y = = 21 mmd = 1400 – 80 – 21= 1299 mm- As = 215 x ¼ x π x D2
= 215 x ¼ x π x 222= 81761.43 mm2- As’ = 30 x ¼ x π x D2
= 30 x ¼ x π x 222= 11408.57 mm2Kontrol rasio penulangan (ρ) - ρ == = 0.006136 > ρ min = 0.004 ……….. (O.K)Kontrol momen kapasitas (MR)maka ; fs’ = εs’
x Es ( Es = 200000 )Diasumsikan tulangan tekan belum leleh~ Cs = As’ x fs’= 11408.57 x= 6845142 – …………… (1)~ Cc = 0.85 x f’c x a x b= 0.85 x 30 x 0.85 X x 11600= 251430 X …………………..(2)~ Ts = As x fy= 81761.43 x 350= 28616500.5 ………………………(3)∑ H = 0Ts – ( Cc + Cs ) = 028616500.5 – ( 251430 X + 6845142 – ) = 028616500.5 X – ( 251430 X2 + 6845142 X – 622907922 ) = 0251430 X2 – 21771358.5 X – 622907922 = 0Dengan rumus ABCX1.2 ==X1 = 109.3 mmX2 = – 22.7 mmDiambil X = 109.3 mma = 0.85 X= 0.85 x 109.3 = 92.9 mm~ Cs = 6845142 –= 6845142 – = 1146076 N~ Cc = 251430 X= 251430 x 109.3 = 27481299 N~ Z1 = d –= 1299 – = 1252.55 mm~ Z2 = d – d’= 1299 – 91= 1208 mm~ Mn = Cc x Z1 + Cs x Z2= 27481299 x 1252.55 + 1146076 x 1208= 35806160000 Nmm = 35806.16 x 106 Nmm~ MR = ø
. Mn= 0.8 x 31390.301 x 106= 28644.93 x 106 Nmm > Mu = 7591.766 x 106 Nmm …… ( O.K )Jumlah tulangan bagi diambil secara pendekatan dari 20% tulangan tarik untuk daerah tarik dan 20% tulangan tekan untuk daerah tekan.Tulangan bagi daerah tarik (bawah) - As tulangan bagi = 20 % x As tarik= 0.2 x 81761.43= 16352.3 mm2Dipakai tulangan D 22 mm
- As = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 222= 379.9 mm2 - n = = 43.04 ≈ 44 buah tulanganMaka dipakai tulangan bagi daerah tarik 44 D 22.Tulangan bagi daerah tekan (atas)
- As tulangan bagi = 20 % x As tekan= 0.2 x 11408.57= 2281.7 mm2Dipakai tulangan D 22 mm
- As = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 222= 379.9 mm2 - n = = 6.01 ≈ 7 buah tulanganMaka dipakai tulangan bagi daerah tarik 7 D 22.Kontrol retak yang terjadi:1. Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)z =~ fs = 0.6 x fy= 0.6 x 350 = 210 Mpa~ dc = h – d= 1400 – 1299 = 101 mm~ A == = 10898.6 mmz == 21682.86 N/mm = 21.68 MN/m < 25 MN/m ……… (O.K)2. Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)ω =~ β == = 1.085ω == 0.259 mm < 0.3 mm ……… (O.K)b. Perhitungan kuat geser poerData perencanaanf’c = 30 MpaTebal poer (h) = 1400 mmLebar poer (b) = 11600 mmd = 1299 mmGambar Penampang Bidang Kritish’ = 11600 mmb’ = 1200 + ½ d + ½ d = 2499 mm
- bo = keliling bidang kritis= 2 x (b’ + h’)= 2 x (2499 + 11600)= 28198 mm
- βc = = 9
- αs = 30
Nilai Vc ditentukan dari nilai terkecil dari: (SNI 03 – 2847 pasal 13.12 2) (1) b)1. Vc == = 40868341 N2. Vc == = 56122787 N3. Vc == = 66875467 NJadi, kuat geser beton = 40868341 N = 40868.341 kN- Tekanan dasar poer
Pu == = 0.000492012 kN/mm2- Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada penampang kritis
Vu = Pu x (F – (b’ x h’))= 0.000492012 x ((11600 x 3000) – (2499 x 11600))= 2859.377 kNVn = Vc= 0.6 x 40868.341= 24521 kNVn > Vu24521 kN > 3007.773 kN maka tidak diperlukan tulangan geserGambar Penulangan PoerPenulangan Dinding Abutmenta. Perhitungan penulangan lenturData perencanaanf’c = 30 Mpafy = 350 Mpab = 10800 mmh = 1200 mmMu = 18084.09 kNmPu = 10851.977 kNDirencanakan tulangan D 25, sengkang Ø 16d = h – selimut beton – D sengkang – ( ½ x D Tul. Tarik )= 1200 – 80 – 16 – ( 1/2 x 25 ) = 1091 mmAg = b x h = 10800 x 1200 = 12960000 mm2Dicoba tulangan 135 D 25As = As’ = 135 x ( ¼ x π x 252 )= 66234.38 mm2Ast =As + As’= 132468.75 mm2Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.3.5)(2)Pnmax = 0.8[ 0.85 x f’c x ( Ag – Ast ) + fy x Ast ]= 0.8[ 0.85 x 30 x (12960000 – 132468.75 ) + 350 x 132468.75 ]= 298772887.5 N = 298772.888 kN > Pu ……….( O.K )~ Kontrol kekuatan terhadap momenmaka ; fs’ = εs’
x Es ( Es = 200000 )Diasumsikan tulangan tekan belum leleh~ Cs = As’ x fs’= 66234.375 x= 39740625 – …………… (1)~ Cc = 0.85 x f’c x ( a x b – As’ )= 0.85 x 30 x ( 0.85 X x 10800 – 66234.38 )= 234090 X – 1688976.6 …………………..(2)~ Ts = As x fy= 66234.38 x 350= 23182033 ………………………(3)∑ H = 0Ts + Pu – ( Cc + Cs ) = 023182033+10851977 – ( 234090 X – 1688976.6 + 39740625 – ) = 023182033 X + 10851977 X – ( 234090 X2 – 1688976.6 X + 39740625 X– 4331728125 ) = 0234090 X2 + 4017638.4 X – 4331728125 = 0Dengan rumus ABCX1.2 ==X1 = 127.7 mmX2 = -144.9 mmDiambil X = 127.7 mma = 0.85 X= 0.85 x 127.7 = 108.5 mm~ Ts = 23182033 N~ Cs = 39740625 –= 39740625 – = 5819496.4 N~ Cc = 234090 X – 1688976.6= 234090 x 127.7 – 1688976.6 = 28204316.4 N~ Z1 = –= – = 545.8 mm~ Z2 = Z3 = – d’= – 109 = 491 mm~ Mn = Cc x Z1 + Cs x Z2 + Ts x Z3= 28204316.4 x 548.6 + 5819496.4 x 491 + 23182033 x 491= 29632256000 Nmm = 29632256 kNmm~ MR = ø
. Mn= 0.65 x 29632256= 19260966 kNmm > Mu = 18084.09 kNmm ………… ( O.K )~ Kontrol ρBerdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.9.1)Luas tulangan 1% – 8% x Agρ max = 0.08 ; ρ min = 0.01ρ aktual = = 0.01022ρ min < ρ akl < ρ max …………….. ( O.K )Kontrol retak yang terjadi:1. Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)z =~ fs = 0.6 x fy= 0.6 x 350 = 210 Mpa~ dc = h – d= 1200 – 1091 = 109 mm~ A == = 17440 mmz == 21014.2 N/mm = 21.01 MN/m < 25 MN/m ……… (O.K)2. Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)ω =~ β == = 1.113ω == 0.2573 mm < 0.3 mm ……… (O.K)b. Penulangan Geser Pada Dinding AbutmentData perencanaanf’c = 30 Mpafy = 240 Mpab = 10800 cmh = 1200 cmAg = 12960000 mm2d = 1091 mmVu = 6052.791 kN = 6052791 NPu = 7391.234 kN = 7391234 N~ Vc === 27420432.6 N~ ½ø Vc = ½ x 0.6 x 27420432.6= 8226129.78 N > Vu = 6052791N ( diperlukan tul. geser praktis )~ Direncanakan sengkang Ø 16 ( 2 kaki )Av = 2 x ( ¼ π x Ø2 ) = 2 x ( ¼ π x 162 ) = 401.92 mm2~ Syarat jarak - Smax = 48 x D sengkang= 48 x 16 = 768 mm
- Smax = 16 x D Tul. memanjang= 16 x 25 = 400 mm
- Smax = ukuran terkecil dari sisi abutment= 1200 mmdiambil jarak terkecil S = 400 mmDipasang sengkang Ø 16 – 400 mm di sepanjang abutment
- Gambar Penulangan Dinding Abutment
SUMBER : nduufi.wordpress.com
0 Response to "TUTORIAL / EBOOK PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG"
Posting Komentar