Cara membuat rumah minimalis dengan beton expose House K by Auerbach Halevy Architects
Senin, 09 Juni 2014
Add Comment
Beton expose memamng sangat susah dalam
pengerjaan perlu kehati-hatian apalagi harus langsung jadi ada beberapa hal yg
perlu diperhatikan dalam pengerjaannya:
1. Gunakan bekesting yang bagus.apabila dari kayu kayunya harus bersih dan lurus.
2. kalau diperbolehkan finishing maka gunakan metode skimcoat.
3. marking harus benar-benar lurus dan siku
1. Gunakan bekesting yang bagus.apabila dari kayu kayunya harus bersih dan lurus.
2. kalau diperbolehkan finishing maka gunakan metode skimcoat.
3. marking harus benar-benar lurus dan siku
Dewasa ini, tersedia banyak sekali tersedia pilihan finishing
bagi sebuah bangunan. Ingin bermain dengan warna? Saat ini sudah tersedia cat
oplosan dengan ribuan warna yang bisa dipilih sesuai keinginan. Ingin
memaksimalkan kesan alami? Bisa dilakukan dengan mengekspose material yang
dipergunakan, misalkan batu bata ekspose, batu alam ekspose, dan kayu ekspose.
Jenuh dengan itu semua? Tidak ada salahnya bila kita mencoba bereksperimen
dengan memilih jenis finishing yang satu ini : yaitu tanpa finishing apapun.
Tanpa finishing? Betul sekali, saat ini mulai banyak arsitek yang memilih
desain bangunannya untuk tampil ‘telanjang’ alias tanpa finishing apapun.
Sebetulnya hal tersebut bukan barang baru, karena arsitek
Tadao Ando sudah memulainya sejak tahun 1979. Tetapi di tengah banyaknya
pilihan finishing yang tersedia pada saat ini, tanpa finishing justru menjadi
suatu pilihan yang menarik.
Istilah beton ekspose mungkin kurang tepat, karena sebetulnya
yang diekspose adalah material semen yang menjadi bahan utama untuk plesteran
dan acian dinding. Setelah selesai dinding dibiarkan apa adanya tanpa finishing
sedikitpun. Warna abu-abu mentah yang dihasilkan oleh semen yang telah
mengering justru bisa menghasilkan nuansa yang eksotis. Karena identik dengan
warna beton, maka sistem semen ekspose seperti ini biasa dikenal dengan istilah
beton ekspose.
Lalu, di mana saja kita mengaplikasikan efek beton ekspose
tersebut ?. Hampir pada tiap elemen bangunan, baik interior maupun eksterior.
Efek beton ekspose ini bisa diaplikasikan pada bidang dinding, lantai, plafond,
dan lain-lain.
Dengan material yang sama, dengan warna yang sama, bisa
diperoleh beberapa jenis tekstur yang teknik yang berbeda :
§ Plesteran
biasa. Setelah selesai diplester seperti biasa, dinding bata tidak diaci,
melainkan dibiarkan begitu saja. Efek yang dihasilkan adalah permukaan dinding
yang setengah kasar, tetapi tetap rata, karena sebelumnya plesteran sudah
digosok hingga rata
§ Plesteran
kamprot. Dengan teknik ini akan diperoleh bidang permukaan yang kasar dan
bertekstur. Teknik ini bisa diterapkan di bidang-bidang tertentu yang dipilih
menjadi aksen. Teknis pengerjaannya tentu lebih sulit daripada plesteran biasa.
§ Acian
halus. Caranya sama persis dengan teknik yang biasa dilakukan pada dinding
konvensional. Setelah diplester, permukaan dinding lalu diaci dengan
menggunakan semen yang dicampur dengan air. Dengan cara ini akan dihasilkan
permukaan yang halus, doft (tidak
mengkilat), dengan warna abu-abu tua, dan tekstur yang dihasilkan oleh bekas
gosokan.
§ Tali
air. Untuk bidang semen ekspose yang luas, biasanya tali air diperlukan untuk
memberikan aksen sehingga menghasilkan bidang-bidang yang lebih kecil. Adanya
tali air ini memberikan efek seolah-olah bidang dinding tersebut terbuat dari
lempengan-lempengan beton pra cetak.
Setiap teknik finishing tentu memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari finishing beton
ekspose ini antara lain adalah :
1. Hasil
akhir yang dihasilkan akan mempunyai aksen dan tekstur yang sangat menarik dan
alami, apalagi bila dikombinasikan dengan permainan pencahayaan.
2. Terhindar
kemungkinan terjadinya pemilihan warna yang kurang serasi. Warna beton ekspose
yang monokrom justru akan lebih menonjolkan bentuk bangunan.
3. Mengurangi
perawatan bangunan. Untuk finishing berupa cat, maka bangunan harus dicat ulang
paling tidak setiap 5 tahun sekali. Untuk finishing beton ekspose cukup
dibersihkan secara berkala.
4. Mengurangi
biaya pembangunan, karena menghilangkan alokasi biaya untuk finishing.
Sedangkan kelemahan dari sistem beton ekspose ini adalah :
1. Harus
mempergunakan tukang yang berpengalaman dan mempunyai skill tinggi.
2. Kemungkinan
timbulnya lumut, terutama pada material yang bertekstur kasar. Hal tersebut
bisa diatasi dengan penggunaan coating berwarna clear dan doft.
Hasil akhir yang diperoleh dalam membuat material beton ekspose
ini tergantung pada :
1. Kualitas
material. Material utama yang diperlukan adalah semen, pasir, dan air.
Pemilihan jenis semen yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik
pula. Pasir juga demikian, sebaiknya dipilih jenis pasir muntilan yang bersih
dari tanah dan lumpur, bertekstur sedang (tidak terlalu halus dan tidak terlalu
kasar). Dapat juga dipertimbangkan untuk mempergunakan semen instan yang lebih
praktis, karena tinggal menuangkan campuran yang sudah tersedia dalam zak dan
menambahkan air.
2. Kemampuan
tukang. Mutlak diperlukan tukang yang berpengalaman dan memiliki skill yang
baik. Karena teknik beton ekspose ini identik dengan style modern
minimalis-modern yang mengutamakan kerapihan, kesikuan, dan kelurusan
sudut-sudut permukaan bidang.
3. Alat
yang benar. Alat-alat yang diperlukan adalah :
§ Roskam
kayu. Dipergunakan untuk mengaplikasikan plester. Aplikasi plester ini setebal
8-15mm. Material kayu yang dipergunakan akan menarik pasir ke permukaan,
sehingga menghasilkan tekstur yang cukup kasar. Tekstur yang agak kasar ini
diperlukan untuk menempelnya acian. Jangan mempergunakan roskam besi untuk
plester, hasilnya akan bergelombang, menghasilkan tekstur yang terlalu halus,
menarik air semen ke permukaan, dan menyulitkan pengerjaan acian.
§ Jidar.
Jidar diperlukan untuk meratakan permukaan plesteran. Jidar yang baik terbuat
dari aluminium ukuran 2x5cm dengan panjang 2m. Sebaiknya, jangan mempergunakan
jidar dari kayu, karena tidak bisa dijamin tingkat kelurusannya.
§ Sendok
semen. Diperlukan untuk mencampur adukan semen, pasir, dan air, atau semen instan
dan air.
§ Ember/Bucket.
Untuk tempat pencampuran. Jangan mencampur semen di atas permukaan tanah,
karena akan memungkinkan tercampurnya material-material dari luar. Mencampur di
atas keramik ataupun dak beton sebaiknya juga dihindari, karena akan meninggalkan
bekas yang sangat sulit dihilangkan.
§ Roskam
besi. Dipergunakan untuk aplikasi acian / skimcoat. Lapisan
ini biasanya setebal 1-3mm. Jangan mempergunakan roskam kayu untuk acian,
karena akan menimbulkan bekas kekuningan. Alat yang sama bisa dibuat sendiri
oleh tukang dengan menggunakan pipa paralon PVC yang dipotong dan diratakan.
§ Balok
styrofoam atau karet. Dipergunakan untuk menggosok acian yang setengah kering,
guna menghasilkan permukaan yang keras, halus, dan rata.
§ Kawat
ayam dengan bingkai kayu. Kawat ayam ini diperlukan untuk membuat plesteran
kasar yang disebut plester kamprot. Sebaiknya dinding yang akan dikamprot
diplester rata dulu terlebih dahulu, untuk menghasilkan hasil kamprotan yang
lebih baik. Lempar adukan semen ke arah dinding yang akan dikamprot dari jarak
30cm menerobos kawat ayam. Untuk menghasilkan plester kamprotan bisa diperoleh
dengan teknik lain. Tempelkan dulu plesteran dengan roskam ke bidang dinding
seperti biasa, tunggu setengah kering, lalu gosok dengan roskam kayu yang dilapisi
kain dengan gerakan melingkar.
Selain hal-hal di atas, ada hal lain yang perlu diperhatikan
pada saat pembuatan permukaan beton ekspose, yaitu :
§ Material
pasir harus dicuci dan diayak
§ Campuran
antara pasir dengan semen untuk plester adalah 1 : 3, atau 1 : 5
§ Dinding
yang akan diplester harus diberi kepalan/kelabangan setiap jarak 1 meter, untuk
acuan kelurusan dan kesikuan.
§ Sebelum
dinding diplester dan diaci, pastikan seluruh instalasi listrik dan air sudah
tertanam dalam bidang dinding untuk menghindari pekerjaan pembobokan ulang.
Pembobokan akan menyebabkan perbedaan warna dan tekstur (belang) antara plester/acian lama dan baru.
§ Setelah
dinding selesai diplester, minimal 24 jam setelahnya baru boleh dilakukan
pekerjaan acian.
Sekarang, marilah kita menikmati keindahan yang ekspresif dari
beberapa bangunan yang mempergunakan sistem finishing beton ekspose tersebut.
0 Response to "Cara membuat rumah minimalis dengan beton expose House K by Auerbach Halevy Architects"
Posting Komentar